Opini

Hutan Lestari, Masyarakat Berdikari

Lahan Pertanian Masyarakat Yang Berdampingan Dengan Hutan di Citorek
(Foto: Sukmadi Jaya Rukmana)

Saat ini, lingkungan menjadi perhatian penting bagi manusia. Kita semua melihat keadaan lingkungan yang semakin buruk, membuat keadaan semakin tidak nyaman karena banyak terpapar limbah, terkontaminasi zat-zat berbahaya serta rusaknya hutan akibat berbagai aktivitas manusia. 

Sekarang kita dituntut untuk peduli dengan lingkungan agar bisa menjamin masa depan generasi yang akan datang. Lingkungan yang sehat akan berdampak positif pada kehidupan manusia, begitu pula jika kondisi lingkungan tidak baik maka akan berdampak negatif pada kehidupan manusia.

Tanggung jawab menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah saja tapi menjadi tanggung jawab seluruh warga negara. Bukan hanya tanggung jawab masyarakat di sekitar hutan, masyarakat yang berada di perkotaan pun wajib ikut serta menjaga lingkungan. Terutama generasi muda harus lebih aktif lagi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang layak, karena di tangan generasi mudalah tugas menjaga dan melestarikan lingkungan akan lebih efektif.

Hutan Lestari, Masyarakat Berdikari
(Foto: Sukmadi Jaya Rukmana)

Kini banyak organisasi-organisasi pencinta alam bermunculan, tapi kebanyakan organisasi tersebut justru hanya sekedar organisasi yang menyalurkan hobi semata. Mereka lebih mengedepankan kegiatan pendakian, trekking di alam bebas serta kegiatan camping dengan sebagian masih membawa mental buang sampah sembarangan di puncak gunung. Padahal menjadi seorang pencinta alam itu tidak harus seperti itu, dengan membuang sampah pada tempatnya pun sudah termasuk kategori pencinta alam.

Akhir-akhir ini kita juga sering dikejutkan dengan kejadian longsor yang mengakibatkan banjir bandang di beberapa tempat di Indonesia. Banyaknya korban yang terdampak menjadi tamparan keras bagi kita semua yang menganggap semuanya baik-baik saja. Hutan kita, lingkungan kita tidak sedang baik-baik saja. Kita dituntut untuk peduli terhadap alam, menjaga ekosistem alam agar bermanfaat buat manusia bukan malah merusak alam yang akhirnya menjadi bencana.

Longsor dan banjir bandang pun tiba masyarakat jadi korban. Mereka oknum-oknum yang membuat hutan rusak menghilang entah kemana. Kejadian tersebut menjadi pelajaran untuk kita sebagai masyarakat, terutama yang di sekitar hutan memiliki kekuatan agar mampu berdaya saing sehingga tidak ada lagi oknum-oknum yang seenaknya merusak lalu pergi. Dalam hal ini dibutuhkan kelembagaan masyarakat yang independen sehingga tidak bisa diintervensi dan dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam menjaga lingkungan; kita bisa mengajarkan anak-anak untuk mencintai alam, mengajarkan mereka peduli terhadap lingkungan menjaga kebersihan serta tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu kita juga bisa mengedukasi anak-anak dan para pemuda melalui buku bacaan, dengan mendekatkan bahan bacaan kepada mereka. Kita butuh generasi yang berwawasan luas serta peduli dengan alam dan lingkungan di sekitar kita.

Pemerintah harus mendorong masyarakat di sekitar hutan agar lebih produktif secara ekonomi dengan konsep memanfaatkan lahan di sekitar hutan dengan tidak merusak, sehingga secara tidak langsung mereka akan menjadi benteng untuk pelestarian hutan dan berdikari. Banyak cara bisa dilakukan seperti; pemerintah menyediakan pasar dan memfasilitasi masyarakat agar produk yang dihasilkan masyarakat sekitar hutan bisa dipasarkan atau bisa dijual. Produk yang dihasilkan biasanya didominasi hasil pertanian masyarakat dan kerajinan. Pemerintah juga harus tetap konsisten ikut menjaga nilai-nilai adat dan budaya yang menjadi kearifan lokal masyarakat yang berdampingan dengan hutan, karena biasanya mereka justru memiliki aturan mengenai pengelolaan hutan.

Memang akan banyak hambatan yang dihadapi kalau kita berbicara masalah lingkungan. Tetapi saya sangat yakin selama kita mampu menjaga konsistensi dan niat yang tulus semuanya akan mampu dihadapi. Jangan sampai hutan yang rimbun hanya bisa didengar lewat dongeng oleh anak cucu kita. 

Teman-teman di KOMPACK saat kegiatan pendataan potensi di sekitar hutan.
(Foto: Sukmadi Jaya Rukmana)
Mendekatkan bahan bacaan kepada anak-anak di Kampung Ciusul melalui TBM Sedekah Ilmu.
(Foto: Sukmadi Jaya Rukmana)

———-
Penulis juga aktif sebagai penggiat alam yang tergabung di Komunitas Pemuda Pencinta Alam Citorek Kidul (KOMPACK) dan Founder TBM Sedekah Ilmu.

“Tulisan ini terinspirasi dari teman-teman KOMPACK”


Bantenhejo.com adalah media jurnalisme warga dan berbasis komunitas. Isi tulisan dan gambar/foto sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Untuk sanggahan silahkan kirim email ke bantenhejo[at]gmail.com.


Tentang Penulis

Mantri Tani di Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Lebak Banten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *