
pagi itu mentari bersinar cerah
layaknya generasi yang bangkit dari gundah
seolah mimpi terbendung
kala mata terbuka nasib pun mendung
saat celah harapan redup
di sela padatnya persaingan hidup
bangkit kucoba
letih kuberduka
seakan sesak nafas ini menanti harapan
tercekik lintas kaum rauntauan
desaku padat akan dinding perusahaan
tapi nestapa banjir pengangguran
bukan karna tidak ingin
tetapi celah kami memaksa tak mungkin
kala gerombolan perantau datang
kami pun serasa terbuang
terkikis oleh birokrasi
terhempas oleh negosiasi
rindu kami akan desa yang murni
desaku mulai sesak menanti
kesejahteraan hanya mimpi
tetesan keringat seakan tak berarti
Cikande, 13 Mei 2020