Sejatinya seorang manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Tetapi keadaan terkadang membuat manusia keluar dari jati dirinya walaupun tetap tidak mampu secara utuh. Saat ini dinamika sosial mayarakat sedang mengalami gejolak akibat dampak dari merebaknya Covid-19, perekonomian mengalami penurunan yang sangat parah, pemerintah terus berusaha menjaga perekonomian agar tetap stabil dengan cara menjaga daya beli masyarakat dengan program-program yang diyakini bisa menjadi solusi, tapi kehidupan sosial di masyarakat justru semakin terpuruk.
Untuk mencegah dampak penyebaran Covid-19 semakin parah, berbagi langkah telah pemerintah lakukan seperti pemberlakuan PSBB, menutup tempat-tempat keramaian bahkan tempat ibadah. Tapi langkah-langkah tersebut banyak dilanggar di lapangan pada kenyataannya. Dengan berbagai alasan sebagian masyarakat tetap tidak mau untuk mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan pemerintah. Masih kurangnya kesadaran masyarakat membuat semua yang direncanakan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 akan gagal.
Akhir-akhir ini pemerintah justru akan menerapkan langkah new normal, dimana kita harus mau menerapkan pola hidup baru dengan standar protokol kesehatan baru, yang selama ini belum menjadi kebiasaan masyarakat kita. New normal bisa diterapkan apabila tingkat kesadaran masyarakatnya benar-benar sudah baik, tapi jika kesadaran masyarakat masih kurang terkait pola hidup sehat maka ini akan menjadi masalah baru karena justru akan meningkatkan penyebaran yang sangat cepat, ini akan menjadi seleksi alam. Tujuan dari new normal untuk menyelamatkan ekonomi bangsa akan gagal kalau masyarakat tidak memiliki kesadaran.
Gemerlap Rupiah Dan Bom Waktu Di Sektor Wisata
Sektor wisata menjadi bagian yang paling pertama terdampak pandemik Covid-19. Kemilau rupiah redup bahkan padam di sektor ini. Banyak pelaku usaha yang merugi hingga gulung tikar akibat Covid-19, sebelumnya sektor pariwisata merupakan roda ekonomi yang sangat cepat berkembang, tidak sedikit keuntungan yang didapat negara dari sektor ini, tetapi saat ini menjadi lumpuh. Di saat situasi yang semakin tidak menentu masih ada pelaku usaha di sektor pariwisata yang justru memaksakan diri untuk tetap melakukan kegiatan tanpa menghiraukan himbauan pemerintah. Ketidakdisiplinan masyarakat membuat keadaan semakin kacau dengan tetap memaksakan diri untuk berlibur padahal pemerintah dengan tegas menutup sementara seluruh tempat wisata.
Kalau sampai keadaan ini terus dibiarkan, dan tidak ada tindakan tegas dari aparat pemerintah, bukan tidak mungkin ini akan menjadi bom waktu di kemudian hari, menjadi lahan yang subur peyebaran Covid-19. Sekali lagi, ini butuh kesadaran semua pihak, pelaku wisata, pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat, jangan sampai kita semua justru terjerumus ke dalam permasalahan yang semakin pelik. Lebih baik kita menjaga dari pada kita harus mengenang.
Sebagai warga negara, saat ini kita semua dipanggil untuk berjuang demi bangsa dan negara dengan cara meningkatkan empati, menumbuhkan rasa solidaritas antar sesama dan meningkatkan kesadaran akan betapa pentingnya mencegah penyebaran Covid-19 ini. Agar new normal bisa berjalan dan perekonomian bisa diselamatkan.
Sebagai ucapan terakhir saya mengucapkan banyak terima kasih, kepada tenaga medis, relawan kemanusiaan, masyarakat indonesia yang peduli dan memiliki rasa empati, aparat penegak hukum dan kepada pemerintah. Dan kepada segelintir orang yang tidak peduli, yang hanya mementingkan uang tanpa memikirkan nasib orang lain, sadarlah karena anda sudah membahayakan orang banyak. Terima kasih.