Sudut Kota

Urban Farming, Solusi Pertanian Masa Depan

(Foto: Hadeeqa Kebun Sayur/Kang Kombor)

Pada umumnya kegiatan pertanian fokus dikerjakan di pedesaan, seiring berjalannya waktu kegiatan pertanian juga dilakukan di daerah perkotaan atau bahasa kerennya di sebut urban farming walaupun pada kenyataannya kegiatan tersebut hanya dilakukan segelintir orang saja. Kebanyakan masyarakat kita terbiasa hidup dengan instan. Kemajuan zaman selain membawa dampak positif ternyata memiliki dampak negatif juga, seperti menurunnya produktivitas manusia, sehingga membawa manusia kepada keadaan di mana pola hidup lebih konsumtif, hal tersebut dirasakan bukan hanya di perkotaan tetapi sudah menjalar ke pedesaan.

Pada saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi. Penduduk dengan usia produktif (saya lebih suka menyebutnya generasi millenial) mendominasi jumlah populasi penduduk indonesia. Melimpahnya generasi millenial seharusnya membawa dampak positif. Tapi kita mengalami masalah lain yaitu menurunnya produktivitas sehingga bonus demografi yang saat ini sedang berlangsung dirasakan tidak berdampak.

Urban Farming Sebagai Gaya Hidup

Untuk meningkatkan produktivitas dan solusi meningkatkan minat generasi millenial di sektor pertanian memang dibutuhkan edukasi yang intens dilakukan, agar para generasi milenial memiliki ketertarikan mencoba hal-hal baru di bidang pertanian. Urban farming bisa menjadi pilihan bagi mereka untuk mencoba mempelajari pertanian. Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak sektor pertanian harus siap mengedukasi generasi millenial, bila diperlukan merubah cara penyuluhan yang tadinya lebih ke petani yang sudah tua sekarang menyasar anak-anak muda.

Konsep urban farming bisa dilakukan dan diterapkan di sekitar perkotaan bahkan pedesaan. Proses edukasinya harus bisa menjadikan urban farming sebagai gaya hidup. Dengan demikian kegiatan urban farming bisa menjadi solusi dalam meningkatkan minat generasi muda di bidang pertanian, bahkan menjadi lapangan kerja baru dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Banyak cara atau metode yang dapat dilakukan dalam melakukan kegiatan urban farming. Di antaranya adalah(1):

  1. Metode Vertikultur; Budidaya menanam secara vertikal menggunakan paralon atau botol secara bertingkat di ruang yang sempit. Tanaman yang cocok menggunakan metode ini antara lain Seledri, Bayam, Sawi, Anggur, Strawberry.
  2. Metode Hidroponik; Budidaya menanam dengan menggunakan air tanpa tanah serta memperhatikan unsur hara. Tanaman yang cocok menggunakan metode ini antara lain selada, timun, melon, caisim, dan tanaman herbal rempah.
  3. Akuaponik; Proses budidaya yang menggabungkan antara konsep budidaya menanam dengan budidaya perairan (ikan) yang bersifat simbiotik. Tanaman yang cocok untuk menggunakan metode ini adalah kangkung, pakcoy, selada serta ikan seperti lele, mujair dan ikan mas. Keuntungan mengunakan metode ini bisa mengurangi biaya pupuk.
  4. Wall Gardening; Pada dasarnya, konsep wall gardening hampir sama dengan metode vertikultur, hanya saja yang menjadi perbedaan adalah metode ini menggunakan dinding sebagai media tanam. Tanaman yang cocok untuk menggunakan metode ini antara lain tomat, cabai, umbi-umbian serta berbagai jenis tanaman hias.

Manfaat Urban Farming

Urban farming sendiri memiliki banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Beberapa manfaatnya adalah:

Manfaat ekonomis; Dengan melakukan urban farming, kita mampu menghasilkan bahan pangan yang bisa dikonsumsi sendiri ataupun di jual sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Manfaat kesehatan; Hasil panen dari urban farming sendiri dapat dikontrol dan diawasi sendiri mulai dari penanaman hingga panen. Penggunaan bahan kimia berbahaya dapat digantikan dengan menggunakan pupuk organik, sehingga hasil panen yang dikonsumsi terjamin kesehatannya karena tidak mengandung residu zat berbahaya.

Manfaat bagi lingkungan; Tidak hanya untuk diri sendiri, urban farming juga memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi lingkungan sekitar. Dengan melakukan kegiatan cocok tanam dapat mereduksi polusi lingkungan, menambah keasrian lingkungan serta mengurangi sampah rumah tangga (diolah menjadi pupuk organik). Selain itu, hasil panen dari urban farming dapat mencukupi kebutuhan pangan sehat di lingkungan sekitar.  

Urban Farming dan Pariwisata

Akhir-akhir ini kegiatan kepariwisataan tumbuh begitu pesat, menjadi motor penggerak ekonomi. Sektor pariwisata dapat dipadukan dengan kegiatan pertanian (agrowisata), urban farming sangat cocok di terapkan dalam kegiatan agrowisata, pola penataan tanaman akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Konsep urban farming akan menjadi salah satu atraksi wisata, media edukasi dan untuk sekedar berbelanja sayuran segar. Memadukan urban farming dengan kegiatan pariwisata dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang cukup luas, sehingga dampak ekonominya bisa dirasakan masyarakat yang cukup banyak.

Untuk mewujudkan wisata berbasis urban farming perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar masyarakat memiliki kesadaran sehingga dapat menciptakan masyarakat yang sadar wisata. Ketika konsep urban farming bisa dimanfaatkan secara utuh, bukan tidak mungkin urban farming bisa menjadi masa depan pertanian dan pariwisata yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak.


(1). https://blog.tanihub.com/konsep-urban-farming-untuk-masa-depan-lingkungan/


Bantenhejo.com adalah media jurnalisme warga dan berbasis komunitas. Isi tulisan dan gambar/foto sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Untuk sanggahan silahkan kirim email ke bantenhejo[at]gmail.com.


Tentang Penulis

Mantri Tani di Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Lebak Banten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *