Lingkungan Hidup

Mutiara Carita Cottages-Kementerian Kelautan Perikanan Kerja Sama Konservasi Ekosistem Terumbu Karang

mutiara carita cottages konservasi terumbu karang
Konservasi terumbu karang di Kawasan Mutiara Carita
(Foto: Istimewa)

PANDEGLANG – Kawasan ekowisata terpadu Mutiara Carita Cottages kembali menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian alam. Kali ini, cottages yang terletak di Jalan Raya Carita Labuan KM 7, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten itu menjalin kerja sama dengan Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan pencanangan konservasi ekosistem terumbu karang di sekitar kawasan Mutiara Carita.

Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Andi Rusandi menjelaskan kepada awak media, saat ini negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand sudah dihantam resesi ekonomi. Indonesia, meski pertumbuhan ekonominya minus 5,3 persen, namun mampu bertahan tak terjerumus dalam jurang resesi. “Dari hasil diskusi, Indonesia mampu bertahan karena kita mempunyai sumber daya alam yang cukup besar,” tuturnya.

Dalam hal terumbu karang, Andi menyebut Indonesia patut berbangga lantaran kondisi terumbu karang Indonesia memiliki kecepatan recovery/ daya lentingnya sebesar 41 persen. Point Itu point tertinggi dari tujuh negara,” katanya.

Ia menuturkan, kerusakan terumbu karang oleh aktivitas manusia adalah hal biasa dan umum dilakukan oleh masyarakat kita. Itu sebabnya semua pihak harus memikul tanggung jawab yang besar dalam hal konservasi dan edukasi agar menjaga kondisi lingkungan sekitar. “Kita harus apresiasi inisiasi Mutiara Carita Cottages ini yang berupaya melakukan konservasi ekosistem terumbu karang di kawasannya,” ujarnya.

Konservasi terumbu karang yang diinisiasi Mutiara Carita Cottages bekerjasama dengan LPSPL, Andi melanjutkan, akan berimbas pada peningkatan perekonomian warga. “Kenapa kami mendukung, karena ada dua alasan. Kami memiliki tugas merawat spesies akuatik dan ekosistem agar terus tumbuh. Ekosistem itu rumahnya, maka harus dirawat. Nantinya tidak hanya perikanan saja, tetapi juga ekowisatanya bisa kita kembangkan,” ujarnya.

Dua hal itu tentu akan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Ketika perputaran ekonomi kecil di masyarakat tumbuh dengan baik, maka akan ada geliat ekonomi di sekitarnya. “Maka ini harus dijaga dan dirawat dengan baik kondisi lingkungan bawah lautnya. Kalau di sini (Carita) punya daya tarik tinggi, maka akan menghidupkan perekonomian di sini. Ada dua negara yang menjadi turis potensial yaitu Amerika dan Australia. Ini menjadi tantangan bagi kita bagaimana mengelola kawasan perairan menjadi lebih baik. Maka pesan saya, Mutiara Carita Cottages ini harus juga bekerjasama dengan masyarakat,” urai Andi.

Komisaris PT Mutiara Hitam Pertiwi selaku pengelola Mutiara Carita Cottages, Bambang Irianto menilai perjanjian kerja sama konservasi terumbu karang ini merupakan kesempatan dan momentum yang luar biasa untuk perlindungan dan penataan alam bawah laut Carita karena saat ini kondisinya masih memprihatinkan.

“Kita berkolaborasi agar ke depan tumbuh kesadaran dari masyarakat Carita bahwa sesungguhnya potensi wisata kita di sini , kekuatannya ada di pantai dan gunung. Kita belum terlambat untuk bergerak melakukan konservasi,” kata Bambang pada kesempatan Focus Group Discussion (FGD) dan Serah Terima Bantuan Kompak Tahun Anggaran 2020 serta Pencanangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Kemitraan Konservasi, Selasa (25/8/2020).

Menurut Bambang, tren wisata dunia saat ini mengarah kepada ekowisata yang berbasis alam. Sebagai kawasan dengan kekayaan alam yang dimilikinya, Carita semestinya mampu bergerak mengikuti tren wisata dunia. Carita, kata Bambang, sepanjang dikelola dengan baik dapat menjelma menjadi magnet bagi wisatawan tak hanya di dalam, tetapi juga luar negeri.  

“Kawasan Carita ini harus kita kembangkan bersama. Kami, Mutiara Carita Cottages spesifik fokus pada kawasan pesisir. Kalau terumbu karang ini sudah bagus, maka bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam jangka panjang. Nilai positifnya adalah sumber daya tangkapan ikan bagus, coralnya bagus, wisatawan senang. Kita ingin menjadi penggerak untuk mengelola lingkungan yang optimal. Dalam jangka panjang wisata ini tetap berkelanjutan. Kalau sudah rusak, pasti wisatawan tidak mau lagi ke sini,” tutur dia.

Bambang  berharap apa yang dilakukan oleh Mutiara Carita Cottages dapat menjadi percontohan bagaimana pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat sekitar bahu-membahu menjaga kondisi lingkungan sekitar. 

“Mari kita berkolaborasi. Harapan saya ini menjadi contoh nasional ke depan. Ini saatnya kita memulai. Mutiara Carita Cottages merupakan Eco resort yang terletak di Selat Sunda. Hampir lengkap semua ada disini. Gunung, kebun, terumbu karang dan pepohonan rindang di sekitar cottage bisa dinikmati disini. Jiwa kami memang konservasi. Kita sangat peduli dan berkomitmen dengan pelestarian lingkungan. Pencanangan kemitraan hari ini menjadi momentum yang baik dan Kami berharap ke depan tak hanya di sekitar Mutiara Carita Cottages, tetapi masyarakat maupun pengusaha lain juga sadar dan peduli untuk melakukan konservasi ekosistem terumbu karang di sepanjang pantai Carita,” ujarnya.

“Pariwisata yang berdampingan dengan alam sudah menjadi tren dunia. Pada sektor bisnis lain, kami juga bergerak merestorasi hutan yang hancur bekerjasama dengan NGO internasional seluas 100 ribu hektar. Owner kami bisnisnya wallet. Itu sangat berkaitan erat dengan lingkungan, baik darat, laut, gunung, kita harus peduli dan lindungi. Carita ini saya yakin dan optimis, mestinya kita bisa. Mari kita jadikan laboratorium percobaannya. Pilot project bagi perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik,” .

Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Iwan Taruna Alkadrie menjelaskan, prakarsa kerja sama dilakukan sebagai upaya pemenuhan tugas lembaganya sebagai bentuk pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. “Kita berharap alam dan kawasan di sekitar lokasi bisa terjaga dengan baik. Carita merupakan salah satu obyek titik fokus kita supaya alam bawah lautnya bisa kita nikmati dan jaga, sehingga bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,” ujarnya.

Ia berharap kerja sama ini menjadi momentum untuk menjaga alam di sekitar kawasan Carita. “Kalau alamnya terjaga dengan baik tidak menutup kemungkinan akan meningkatkan sumber pendapatan masyarakat. Terakhir, harapan saya agar kerja sama ini bisa memperhatikan masyarakat di sekitar Carita, utamanya dalam hal peningkatan pendapatan ekonomi mereka,” harapnya.

Kasubsi Pendayagunaan dan Pelestarian Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Zaid Abdur Rahman mengaku senang kerja sama ini dapat direalisasikan. Dukungan dan kolaborasi dari semua pihak memang hal yang selama ini terus dijalin lembaganya di tengah keterbatasan SDM dan pendanaan yang dimilikinya. 

“Kita tentu sangat senang sekali, bahagia, karena Mutiara Carita Cottages ini mau dan berupaya meletarikan terumbu karang. Selama ini kami memiliki keterbatasan SDM dan pendanaan, jadi hanya bisa sesekali saja melakukannya. Harapan kami bisa berkelanjutan kerja sama ini,” harap dia.

Zaid melanjutkan, kerja sama konservasi ini meliputi ekosistem terumbu karang. Konservasi, ia melanjutkan, meliputi perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan. Perlindungan bermakna menjaga terumbu karang dari kerusakan. Sedangkan pelestarian dilakukan dengan cara rehabilitasi terumbu karang rusak dan penanaman kembali karang untuk meningkatkan minat dan daya tarik bagi wisatawan.

“Kita akan coba transplantasi karang. Juga pengembangan ekowisata bahari, wisata berbasis lingkungan. Ekowisata itu wisatanya memperhatikan kelestarian lingkungan. Ada pemberdayaan masyarakat di dalamnya yang diberikan ruang untuk bekerja sebagai mata pencarian alternatif. Bisa jadi pemandu wisata, penyewaan water sport, penyedia cinderamata dan lainnya,” papar dia. 

Sejauh ini, Zaid mengaku pihaknya telah melakukan pembinaan Kelompok Penggerak Konservasi (Kompak), Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi Wisata Bawah Laut (Kompak Kabel) dan Kelompok Peduli Pariwisata Carita (KPPC). “Kita menaruh harapan besar kepada mereka. Masyarakat terdekat yang paling berkepentingan. Mereka yang bersinggungan langsung dengan aktivitas pesisir. Ketika mereka peduli, pasti akan ada imbal balik buat masyarakat sendiri,” papar Zaid.(***)


Bantenhejo.com adalah media jurnalisme warga dan berbasis komunitas. Isi tulisan dan gambar/foto sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Untuk sanggahan silahkan kirim email ke bantenhejo[at]gmail.com.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.