Wisata Nasional

Pulihkan Pariwisata Aceh, Kemenparekraf Selenggarakan Gerakan BISA

Istana Karang Aceh
(Sumber: Disbudpar Prov. Aceh)

Untuk kembali menggeliatkan industri pariwisata Aceh, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bakal menyelenggarakan gerakan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA). Rencananya, sosialisasi Gerakan BISA akan digelar pada Sabtu, 26 September 2020 di Museum PLTD Apung, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf/Baparekrar, Oni Yulfian menuturkan, sosialisasi Gerakan BISA ini dilakukan dalam rangka pemantauan dan evaluasi pengembangan destinasi pariwisata regional I. Menurut Oni Yulfian, Gerakan BISA merupakan inisiatif Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta agar kementerian melaksanakan program perlindungan sosial bagi pekerja pariwisata di tengah pandemi Covid-19. 

Selain itu, Gerakan BISA juga merupakan program padat karya untuk menstimulus pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebagai salah satu sektor perekonomian terbesar di dunia, pariwisata merupakan sebuah jejaring yang komplek yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan seperti wisatawan, industri pariwisata, masyarakat, pemerintah dan berbagai organisasi lain yang saling terintegrasi untuk membuat dan memasarkan barang dan jasa kepada wisatawan.

“Kajian di bidang pariwisata menyebutkan bahwa jejaring dan koordinasi antar-pemangku kepentingan di bidang pariwisata sangat esensial untuk dapat memberikan pengalaman berwisata yang komprehensif kepada wisatawan. Selain itu, dampak terhadap pengembangan destinasi pariwisata, jejaring di antara para pemangku kepentingan akan meningkatkan kualitas daya saing pariwisata,” kata Oni Yulfian Jumat (25/9/2020).

Hal ini penting, mengingat berdasarkan hasil Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2019, Indonesia menempati peringkat 102 dalam kategori Health and Hygiene dan peringkat 80 dalam kategori Safety and Security dari 140 negara. “Inovasi dan knowledge-sharing yang terjalin di antara para pemangku kepentingan dalam proses jejaring dapat membantu destinasi pariwisata menjadi lebih kuat dan memiliki performa yang lebih baik dalam persaingan usaha yang fast-changing, turbulent dan competitive,” ujarnya.

Menurutnya, membentuk jejaring di sektor pariwisata lebih kuat dibandingkan dengan industri lain menjadi hal urgen, mengingat karakter industri pariwisata yang rata-rata kelas kecil dan menengah dan tersebar di berbagai wilayah. “Untuk dapat bertahan dan berkompetisi, industri-industri tersebut harus berbenah dengan meningkatkan social capital. Kontak yang sering antara industri pariwisata dapat mempengaruhi kesuksesan dan daya saing sebuah destinasi, yang akan mengarah pada pemberian informasi yang efisien, knowledge dan skill transfer,” paparnya.

Gerakan BISA, Oni Yulfian melanjutkan, merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak ekonominya untuk turut menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan dan keamanan di destinasi pariwisata. “Gerakan BISA diselenggarakan untuk memberikan kesempatan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak ekonominya untuk mendapatkan kompensasi atas partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan di destinasi pariwisata,” tutur dia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, Amaluddin mendukung penuh upaya yang dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf dalam membangkitkan kembali industri pariwisata di Bumi Serambi Mekkah yang terdampak pandemi Covid-19. Gerakan BISA, katanya melanjutkan, menjadi jaminan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata yang aman terhadap Covid-19. “Gerakan BISA ini tidak hanya sekadar menggugah kesadaran kami akan pentingnya kebersihan dan keindahan suatu destinasi belaka, namun juga jaminan bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Aceh tanpa perlu khawatir terpapar Covid-19 karena destinasi wisata tersebut sudah memenuhi standar protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan pemerintah,” imbuhnya.

“Gerakan BISA ini amat mendukung pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di Aceh untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman Covid-19. Gerakan ini juga mendukung destinasi pariwisata untuk mengantisipasi tatanan kehidupan baru pasca Covid-19 sesuai prinsip higienis dan sanitasi yang baik,” tambah Amaluddin.(*)


Bantenhejo.com adalah media jurnalisme warga dan berbasis komunitas. Isi tulisan dan gambar/foto sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Untuk sanggahan silahkan kirim email ke bantenhejo[at]gmail.com.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *