Pandemik Covid-19 yang melanda dunia sangat berpengaruh terhadap perekonomian serta kehidupan sosial masyarakat. Saat ini memang diperlukan kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan rasa empati baik secara individu maupun secara kolektif.
Pemerintah Desa Citorek Tengah bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh kasepuhan menginisiasi Gerakan Jum’at Sedekah dengan sasaran anak yatim yang berada di Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Lebak. Kepala Desa Citorek Tengah, Ajat Sudrajat, mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun kembali budaya goyong-royong. “Kegiatan Jumat Sedekah merupakan bagian dari mengembalikan rasa empati antara warga masyarakat, dan output dari gerakan ini kami khususkan untuk menyantuni anak yatim yang ada di Desa Citorek Tengah”.
Anak yatim memang menjadi fokus sasaran gerakan ini, karena di tengah pandemik seperti saat ini mereka membutuhkan bantuan. Gerakan yang dilakukan Pemdes Citorek Tengah menjadi contoh agar kita sebagai mahkluk sosial memang harus saling berempati. Gerakan Jumat Sedekah juga merupakan suatu bentuk bagaimana kita menjaga budaya gotong royong tetap hadir di tengah masyarakat seperti yang diungkapkan Kepala Desa Citorek Tengah, Ajat Sudrajat.
Respon dari masyarakat sangat baik dan antusias atas gerakan yang diinisiasi Pemdes tersebut. Seperti diungkapkan Lomri, sebagai tokoh muda Desa Citorek Tengah dari Kampung Cicurug. “Santunan yatim ini bermula dari kepedulian bapak Kepala Desa Citorek Tengah, terkait kehidupan anak yatim di masa masa sulit seperti saat ini akibat Covid-19”. Lomri juga menambahkan bahwa masyarakat Kampung Cicurug sangat berterimakasih kepada Kepala Desa dengan dibentuknya tim pengelola santunan anak yatim yang menghimpun dana dari masyarakat dan donatur yang selanjutnya disantunkan kepada anak yatim setiap hari Jumat.
“Tanpa pak Jaro (Kepala Desa) membentuk tim pengelola anak yatim mungkin anak anak yatim di lingkungan kami tidak akan merasakan seperti apa yang dirasakan anak-anak seusia mereka yang masih memiliki orang tua,” demikian ungkapan lomri yang mewakili masyarakat Kampung Cicurug.
Semoga gerakan-gerakan seperti ini menjadi contoh dan dapat diikuti desa-desa yang lain. Gerakan positif seperti ini harus mengakar rumput di masyarakat agar budaya gotong royong, saling empati tetap terjaga dan menjadi kekuatan di masyarkat.