Opini

Karena Kita Harus Bangkit

Pak Asmat, tetap beraktivitas di ladang miliknya meski pandemik Covid-19 juga mengguncang sektor pertanian.
(Foto: Sukmadi Jaya Rukmana)

Tulisan ini merupakan sebuah cerita perlawanan terhadap keadaan yang saat ini sedang kita alami. Seperti kita ketahui Covid-19 telah membuat sendi-sendi kehidupan harus berjalan lambat, bahkan berhenti. Pergerakan ekonomi melambat, sektor pendidikan terhambat, sektor pariwisata lumpuh dan akhirnya masyarakat mengalami kesulitan.

Berbagai program dibuat oleh pemerintah agar ekonomi masyarakat tetap berjalan. Pemerintah juga berusaha sekuat tenaga agar Covid-19 segera bisa diatasi. Tapi, keadaan seperti berkehendak lain, penyebaran terus terjadi. Kasus positif terus meningkat.

Keadaan seperti ini bukan hanya tugas pemerintah tetapi tugas kita semua sebagai bangsa yang harus tetap menatap harapan masa depan. Sebagai warga negara kita harus ikut serta memikirkan masalah yang saat ini kita hadapi, meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan merupakan hal yang bisa kita lakukan. Kita juga harus bisa saling mengingatkan, meningkatkan rasa empati serta mampu mengedukasi generasi yang akan datang agar lebih peduli dengan lingkungan yang sehat.

Semua lapisan masyarakat ikut terdampak akibat Covid-19, tidak terkecuali petani. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya sebagi petani, yang tersebar di desa-desa se-Indonesia. Petani ikut merasakan betapa aktivitas mereka harus dikurangi di saat seperti ini, belum lagi melemahnya pasar yang berakibat terhadap harga produk yang mereka hasilkan. Sedangkan mereka harus tetap bergerak memproduksi bahan pangan agar pangan tetap aman selama pandemik.

Pun dengan sektor pariwisata, harus kembali mengeliat dan tumbuh. Banyak orang menggantungkan kehidupannya di sektor ini. Saat pandemik melanda dunia, tak sedikit pelaku pariwisata yang tidak berjalan bahkan gulung tikar, karena memang sektor pariwisata mengalami dampak yang cukup parah. Pemerintah terus berusaha menumbuhkan kembali sektor pariwisata dengan mengandeng komunitas dan pegiat pariwisata seperti Masyarakat Sadar Wisata atau MASATA, agar mereka bisa mengedukasi masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan saat berwisata.

Dunia pendidikan harus kembali normal agar fungsinya dalam mencerdaskan anak bangsa bisa berjalan. Selama ini belajar daring malah justru menambah permasalahan baru. Kita harus menyadari bahwa belajar daring tidak bisa diterapkan secara menyeluruh di negara kita, masih banyak daerah yang belum terakses jaringan internet di negeri ini. Belum lagi ketidakmampuan orang tua murid dalam menyediakan fasilitas belajar daring buat anaknya.

Menghadapi problematika yang kompleks saat ini memang dibutuhkan kesadaran dan gerakan seluruh lapisan masyarakat. Kita tidak bisa berpangku tangan dengan hanya mengandalkan pemerintah saja. Peran serta masyarakat sangat penting, bukan hanya slogan-slogan dan kata-kata, tetapi harus ada gerakan nyata.

Menggunakan masker saja tidak cukup. Mencuci tangan saja tidak cukup. Ditambah jaga jarak saja tidak cukup. Harus ada gerakan kesadaran dari setiap individu untuk menerapkan pola hidup sehat baik di tempat kerja, sekolah, di rumah bahkan di tempat ibadah dan lingkungan tempat kita tinggal.

Dunia pendidikan harus terus dipulihkan. Kalaulah pelajar tidak mampu mengakses jaringan untuk belajar, antarkan mereka buku dan berikan mereka pemahaman tentang protokol kesehatan. Gerakan-gerakan literasi harus berperan aktif ikut memulihkan dunia pendidikan.

Petani-petani yang berjuang demi mencukupi pangan di tengah pandemik harus didukung agar mereka tetap semangat dalam menjalankan aktivitas pertanian mereka. Belilah hasil-hasil pertanian yang mereka jual, saya yakin ekonomi bangsa ini akan tumbuh apabila ekonomi kelas bawah seperti di desa-desa dapat menggeliat dan bergerak tumbuh.

“Kita harus bangkit! ” itulah yang terlintas dalam pikiran saya. Petani harus tetap beraktivitas agar kebutuhan pangan tetap aman. Memang sektor pertanian tidak terdampak secara langsung, tapi petani sebagai pelaku di sektor pertanian sangat tertekan dengan melemahnya pasar.

Seperti yang dikatakan pak Asmat, seorang petani dari Citorek, “Kami harus tetap bekerja ke sawah dan ke ladang, agar anak-anak dan keluarga kami terjamin kebutuhannya dan kita semua harus yakin bahwa keadaan yang kita alami saat ini akan segera berlalu.”

Optimisme yang dibangun seorang pak asmat menjadi contoh bahwa kita harus optimis menghadapi keadaan. Teruslah produktif dan tetap menjaga pola hidup sehat.

Begitu pun sektor pariwisata, harus segera bergerak dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena memang pariwisata menjadi sektor yang paling parah terdampak Covid-19. Tidak sedikit orang yang kehilangan matapencaharian di sektor ini, karena memang keadaan memaksa sektor pariwisata harus terhenti.

Seorang anak sedang asyik membaca di TBM Sedekah Ilmu.
(Foto: Sukmadi Jaya Rukmana)

Sektor pendidikan harus kembali normal, dunia pendidikan mengalami kesulitan disaat pandemik seperti sekarang. Belajar daring membuat dunia pendidikan seolah kehilangan salah satu fungsinya yaitu membangun karakter murid. Belajar daring justru menciptakan masalah baru baik bagi pengajar, murid dan orang tua murid. Peran serta para relawan literasi sangat dibutuhkan untuk membantu dunia pendidikan saat ini. Gerakan gemar membaca perlu diaktifkan kembali agar mampu menyuguhkan banyak materi ilmu kepada generasi muda. Jangan sampai dampak negatif dari aktivitas murid yang mengunakan gadget saat belajar menjadi permasalahan baru.

Akhir kata, dari pelosok Banten, dari ujung Lebak, dari rimbunnya hutan – hutan, dari hamparan sawah, dari lembar demi lembar halaman buku, saya mengajak kepada kita semua untuk bangkit. Terapkan pola hidup sehat, tingkatkan kesadaran akan lingkungan, jaga hutan-hutan kita agar terus memproduksi oksigen yang sehat sehingga tidak mudah terkontaminasi virus. Ajarkan anak-anak kita betapa penting dan berharganya lingkungan yang sehat. Suguhi mereka buku bacaan yang berkualitas, bukankah buku adalah gudang ilmu?

Mari kita bangkit menatap masa depan dengan penuh harapan demi Indonesia yang maju.


Bantenhejo.com adalah media jurnalisme warga dan berbasis komunitas. Isi tulisan dan gambar/foto sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Untuk sanggahan silahkan kirim email ke bantenhejo[at]gmail.com.


Tentang Penulis

Mantri Tani di Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Lebak Banten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *