Bandar Lampung – Setelah mengikuti kegitan FGD Reaktivasi pariwisata Nusantara yang di adakan di provinsi lampung, DPC Masata Lebak semakin yakin bahwa sektor pariwisata Lebak bisa semakin maju. Sebelumnya ketua DPC MASATA Lebak Manik Pramanik Nurman bersilaturahmi ke Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak sebagai bentuk koordinasi dan menjaga sinergitas serta memohon izin Mengikuti FGD Reaktivasi pariwisata nusantara yang dilaksanakan pada hari Kamis (08/10/2020), di Hotel Bukit Randu Bandar Lampung.
Vinsesnius Jemadu, Direkur Pemasaran Pariwisata Regional 1 Kemenparekraf yang menjadi keynote speaker secara daring pada FGD ini mengungkapkan bahwa “Potensi pariwisata domestik sebanyak 260 Juta, tahun lalu sebelum pandemi terus dicoba untuk diperhanankan karena pariwisata adalah salah satu ‘Safety Net’ ekonomi Indonesia”, seiring dengan itu Kemenparekraf membuat program ‘InDOnesia CARE’ (IDOCARE) untuk melakukan protokol kesehatan dan kampanye wisata #DiIndonesiaAja bekerjasama dengan assosiasi dan stakeholder terkait termasuk pemerintah daerah.
Panca R Sarungu, Ketua Umum MASATA menyampaikan “Di masa pandemi Covid-19, stakeholders kegiatan pariwisata harus saling mendukung agar industri pariwisata kita semakin tangguh melewati tantangan. Kata kuncinya saat ini adalah kolaborasi, masa pandemi ini memberikan kesempatan untuk duduk bersama dan memanfaatkan kekuatan wisata nusantara khususnya dalam mendukung kampanye Kemenparekraf #DiIndonesiaAja. Misalnya wisata dalam pulau yang sama atau antar pulau yang berdekatan seperti Jakarta ke Lampung atau Bandung ke Palembang.”
Panca menyambung, hikmah pandemi Covid-19 adalah para pihak yang terlibat dalam keseluruhan kegiatan pariwisata semakin menyadari betapa pentingnya keterpaduan antarsektor, antar-aktor, dan antardaerah, serta keterpaduan antara pusat dan daerah dalam wujud sinergitas dan kolaborasi dalam mempersiapkan Indonesia menuju destinasi pariwisata Internasional berwawasan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism.
Syaifudin, selaku Executive Vice President Business Service Telkom Indonesia yang juga juga hadir secara daring menyampaikan paparan terkait strategi digitalisasi dalam membantu pemulihan sektor pariwisata daerah. “Sebagai perusahaan plat merah, kami akan terus meningkatkan layanan khususnya pariwisata, utamanya melalui pemanfaatan data insights sebagai dasar analisis market yang bisa dimanfaatkan untuk perencanaan, data driven marketing plan, pembuatan strategi promosi, serta monitoring dan evaluasi hasil promosi yang dapat membantu membuat kebijakan pariwisata di destinasi,” paparnya.
Kegiatan FGD Reaktivasi pariwisata Nusantara bertujuan mendiskusikan strategi dan pengembangan wisata domestik intra dan nearby island dengan mengedepankan standar protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Enviromental Sustainability). Manik pramanik mengungkapkan pariwisata lebak harus bisa mengadopsi standar protokol CHSE agar sektor pariwisata khususnya di kabupaten lebak bisa segera pulih.