Hari itu ada suasana yang berbeda di kediaman Endang Supriatna (50), seorang warga asal Kampung Ciawet Curugkuda, Desa Majasari, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang. Senyum berseri terlihat dari raut wajahnya, karena kini ia bisa mencari nafkah dengan layak. Modal produktif diserahkan pada hari Jumat (09/10/2020), yaitu berupa mobil odong-odong. Sebelumnya ia juga bekerja sebagai penarik odong-odong milik orang lain, namun oleh pemiliknya sudah dijual, sehingga ia kehilangan pekerjaan dan akhirnya bekerja serabutan.
Padahal ia harus menghidupi istri dan ketiga anaknya. Bahkan, kedua anak Pak Endang menderita thalassemia. Si kembar Agung dan Angga telah hampir 17 tahun menderita thalassemia. Penyakit ini pula yang menyebabkan mereka tidak dapat tumbuh normal seperti anak-anak seusianya.
“Alhamdulillah, iya sangat bersyukur ya Allah, ini ada bantuan ini, istilahnya ada jalan usaha buat saya. Saya juga awalnya bingung pas awal itu, waktu udah gak narik odong-odong lagi, ini dipikir usaha mau gimana lagi. Udah gak narik odong-odong lagi, terus dihantam ada corona, jualan-jualan juga susah. Mikirin gimana ini buat berobat anak, biaya dari mana, mau usaha apa ini,” ujar Endang.
Indah Prihanande selaku direktur utama LAZ Harapan Dhuafa menjelaskan bahwa program modal produktif ini adalah salah satu upaya untuk memberdayakan dan membangun kemandirian warga penerima manfaat, terlebih di keadaan pandemi yang serba sulit seperti sekarang ini.
“Kita ingin coba membantu memberdayakan masyarakat, terkhusus para mustahik agar bisa mandiri secara ekonomi. Terlebih di keadaan serba sulit seperti pandemi sekarang ini, namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Saya juga meminta para penerima manfaat di bidang program bantuan modal produktif agar selalu memperhatikan protokol kesehatan dengan baik saat menjalankan usaha mereka,” ungkap Indah Prihanande.
“Saya berharap dengan adanya bantuan kendaraan odong-odong ini, bisa buat usaha, saya bisa narik lagi. Sekali lagi saya ingin terimakasih banyak, saya benar-benar merasa terbantu,” ujar Endang.
Sedangkan Mamak Jamaksari selaku Direktur Program dan Kemitraan menjelaskan terkait program bantuan modal produktif.
“Kita tidak membiarkan begitu saja para penerima bantuan modal produktif tanpa bimbingan, selama jangka 3 bulan akan ada pendamping dan pengarahan tentang bagaimana mengelola keuntungan dan manajemen keuangan dari usaha yang mereka jalankan. Jadi tidak dilepas begitu saja, bila mereka sudah bisa mandiri dalam mengelola usaha mereka, barulah kita lepas,” ungkap Mamak Jamaksari.