Sektor pariwisata merupakan sektor yang dianggap paling efektif dalam meningkatkan perekonomian, mengingat terbukanya peluang-peluang usaha yang bisa dikembangkan yang berdampak terhadap pendapatan masyarakat. Berbagai konsep dalam sektor pariwisata terus dikembangkan, salah satunya konsep desa wisata.
Dalam Rakernas I Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Indonesia, yang diselenggarakan pada 26-28 November 2020 di Bandung membahas isu-isu penting nasional dalam rangka pemulihan pasca pandemi seperti; pengembangan desa wisata, pembinaan UMKM di lokasi wisata dan networking pariwisata. Kegiatan Rakernas pertama tersebut dibuka langsung oleh menteri pariwisata, Wishnutama Kusubandio secara virtual direct dari Bali.
Isu-isu seputar sektor pariwisata nasional yang menitikberatkan dalam pengembangan desa wisata membuka peluang desa-desa untuk mengembangkan sektor pariwisata, utamanya kondisi alam dan pertanian di desa yang sangat potensial. Beberapa daerah membuat visi yang berbasis potensi lokal seperti Kabupaten Lebak, melalui Dinas Pariwisatanya terus berupaya mewujudkan Lebak menjadi tujuan wisata berbasis potensi lokal dengan penguatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
Semua OPD yang ada bekerjasama dalam mewujudkan visi misi Kabupaten Lebak, termasuk Dinas Pertanian dan Perkebunan yang juga terus berinovasi dalam mendukung kegiatan pariwisata berbasis potensi lokal.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, berharap sektor pertanian bisa menjadi pendukung berkembangnya sektor pariwisata dengan konsep desa wisata yang berbasis pertanian. Hal tersebut diungkapkannya saat melakukan kunjungan ke Kelompok Tani Mutiara Bumi di Desa Citorek Tengah yang sedang melaksanakan demplot tanaman strawberry dalam program perubahan yang dilakukan.
Ajat Sudrajat selaku Kepala Desa Citorek Tengah berharap desanya mampu memanfaatkan dukungan pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan.
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Lebak, melalui program perubahan yang dilakukan Dinas Pertanian dan Perkebunan berupa demplot pengembangan strawberry,” ungkap Ajat Sudrajat.
Antusiasme masyarakat dalam pengembangan pariwisata memanfaatkan potensi yang ada di desa sangat baik, tinggal bagaimana kita mampu menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya serta memiliki mindset yang visioner. Peluang-peluang yang tercipta saat ini merupakan momentum untuk bangkit setelah dilanda pandemi yang membuat sendi-sendi perekonomian lumpuh.
Konsep desa wisata merupakan solusi bagi desa-desa untuk melakukan gerakan perubahan dalam mensejahterakan masyarakatnya. Tentang bagaimana sebuah desa mampu mengidentifikasi potensi yang ada dan memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat. Konsep ini akan banyak melibatkan masyarakat dalam kegiatannya. Akan banyak peluang lapangan kerja yang diciptakan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi desa.
Bagi saya, sebagai mantri tani desa, sebagai pegiat wisata, sebagai pegiat literasi, ini adalah sebuah bentuk ujian tentang bagaimana saya mampu menjaga konsistensi dalam pengabdian saya kepada kampung kelahiran, Wewengkon Citorek. Saya sangat yakin, ke depan, generasi muda Wewengkon Citorek akan memiliki kompetensi dalam membangun Wewengkon Citorek yang berdaya saing, berbudaya dan bermartabat.