TABANAN – Objek wisata dan tempat rekreasi pemandian air panas Penatahan menjadi tujuan bagi para pelancong di Bali yang ingin menikmati relaksasi berendam di air panas alam. Lokasinya di desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kab. Tabanan. Objek wisata ini memberikan alternatif lain tempat wisata selain pantai.
Objek wisata pemandian air panas Penatahan terletak di atas lahan seluas areal 2,1 hektar, kawasan tempat rekreasi di Tabanan ini memiliki sarana yang lengkap seperti lahan parkir yang cukup luas, restaurant, cafetaria dan resor sebagai tempat menginap, serta dikelilingi oleh taman-taman tertata rapi, sehingga pemandian air panas di Bali ini terbilang cukup spesial dan wajib anda kunjungi.
Jarak Air Panas Penatahan dari pusat kota Tabanan sekitar 13 km, dari pusat kota Denpasar 25 km sedangkan jarak dari bandara 35 km. Cukup terjangkau bagi wisatawan yang menginap di pusat-pusat pariwisata seperti Kuta, Canggu dan Sanur.
Tempat wisata pemandian air panas di Tabanan ini memang cukup terkenal dengan nama Air Panas Penatahan atau oleh warga setempat lebih dikenal dengan nama Yeh Panes.
Air Panas Penatahan Tabanan dikelola dengan sagat baik, taman-tamanya luas dan tertata dengan baik, sehingga cukup menghibur mata dan menyejukkan, pada kawasan ini terdapat sebuah hotel bintang 3 yaitu ESPA Yeh Panes Natural Hot Spring Resort, itulah sebabnya kawasan objek wisata ini ditata dengan begitu baik dan memiliki fasilitas lengkap.
Objek wisata Air Panas Penatahan terletak di tepi sungai Ho, alamnya masih asri dan tenang, memasuki areal tempat wisata, anda harus bayar tiket masuk dewasa Rp10.000/orang dan anak-anak: Rp5.000/orang.
Ibu Putu Alit Swastini Manager ESPA Yeh Panes saat ditemui, Senin (7/12), mengatakan, “Dimasa pandemi Covid-9, kami melaksanakan protokol kesehatan seperti objek wisata lainnya. Pada gerbang masuk telah kami siapkan tempat mencuci tangan dan petugas yang akan memeriksa suhu tubuh serta menjaga agar para wisatawan tetap menjaga jarak. Di are pemandian pun para wisatawan diwajibkan memakai masker sebelum dan setelah berendam.”
“Dengan adanya program We Love Bali, diharapkan jumlah wisatawan yang datang dapat meningkat. Dan sebagai pelaku usaha wisata kami terbantu dengan program We Love Bali,” lanjut Ibu Putu.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Event Kemenparekraf, Rizki Handayani juga menjelaskan, “Program We Love Bali selain mengundang masyarakat untuk berlibur dan menikmati daya tarik wisata Bali, kita sekaligus memperkenalkan dan mengedukasi penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yaitu cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment friendly (ramah lingkungan).”
“Implementasi penerapan CHSE melalui program We Love Bali ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk hotel, usaha perjalanan wisata, usaha transport, pemandu wisata, restoran, daerah tujuan wisata, UMKM, dan lainnya,” tegasnya.(*)