Wisata Nasional

Gelar Business Gathering Industri dengan Kemenparekraf, NTB Launching CoE Pariwisata Lombok-Sumbawa 2021

MATARAM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memfasilitasi Business Gathering Industri Pariwisata Lombok-Sumbawa & Launching Calender of Event (CoE) Pariwisata Lombok-Sumbawa 2021, Kamis (10/12/2020).

Pada pertemuan yang diselenggarakan di Hotel Lombok Astoria, Sekda Nusa Tenggara Barat (NTB), Gita Aryadi menjelaskan, pengembangan kepariwisataan perlu dilakukan. Sebab NTB memiliki kekayaan dan keragaman potensi pariwisata dan keunikan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri.

“Pengembangan kepariwisataan NTB berorientasi kepada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Ada banyak sekali potensi yang bisa terus dikembangkan di Lombok dan Sumbawa ini,” kata Gita.

Menurutnya, dari kegiatan ini ada banyak masukan yang berharga untuk mengembangkan kepariwisataan di NTB. Selain itu, jalinan dukungan dari kalangan industri menjadi hal penting dalam memajukan sektor pariwisata di NTB.

Dalam RPJMD Provinsi NTB, pariwisata ditetapkan sebagai sektor andalan dan program strategis untuk mendukung misi ‘lima sejahtera dan mandiri’ serta program unggulan 99 desa wisata sebagai sektor dan pilar strategis bagi pembangunan perekonomian provinsi dan nasional.

“Nantinya calender of event ini akan menjadi acuan bagi seluruh stakeholder dalam melakukan pengembangan kepariwisataan di NTB ini,” papar Lalu.

Pada kesempatan sama, Direktur Pemasaran Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu memaparkan, tujuan pertemuan ini adalah menyusun arah kebijakan pengembangan dan program strategis pariwisata NTB. Selain itu, untuk memberikan arahan implementasi program dan pola keterpaduan pengembangan pariwisata NTB.

“NTB, khususnya Mandalika, telah ditetapkan sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) berkaitan penyelenggaraan Event MotoGP 2021. Oleh karenanya arah strategis pengembangan kepariwisataan NTB secara holistik amat penting untuk disusun,” kata Vinsensius Jemadu.

Pria yang karib disapa VJ itu melanjutkan, pembangunan kepariwisataan perlu memperhatikan dan melibatkan seluruh stakeholder di semua lapisan, utamanya masyarakat. Tujuannya agar terjalin harmonisasi dan keberlanjutan destinasi wisata.

“Sinergitas antar semua pihak dalam membangun pariwisata adalah kunci bagi pengembangan kepariwisataan NTB ini. Kami menyambut baik pertemuan ini untuk membangkitkan pariwisata kita, khususnya di NTB ini dalam menyambut Mandalika MotoGP 2021,” ujarnya.

Menurut VJ, selama pandemi COVID-19 pariwisata adalah sektor yang sangat terdampak cukup serius. Pandemi melarang orang bepergian ke luar rumah. Padahal, nafas pariwisata adalah perjalanan dan pergerakan orang.

Ketika tak ada pergerakan dan perjalanan wisata, maka pariwisata akan sulit untuk berkembang. VJ berharap event Mandalika MotoGP 2021 dipersiapkan dengan baik dalam segala hal, termasuk sektor kepariwisataan.

“Event MotoGP ini bukan hanya sekadar ajang balap motor dunia saja, tetapi ada aspek kepariwisataan di dalamnya. MotoGP bukan hanya tentang industri otomotif belaka, tetapi juga ada perjalanan wisata,” ujarnya.

Koordinator Pemasaran Regional I Area 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat menambahkan, pertemuan ini sebagai forum untuk menyamakan persepsi, visi dan misi, tukar menukar informasi, kerja sama lintas sektoral untuk membangun kepariwisataan NTB, khususnya dalam menyambut event MotoGP Mandalika.

“Upaya kita, kesiapan SDM, konektivitas, penguatan infrastruktur dan hal lainnya menjadi bagian penting dalam rangka sukses penyelenggaraan MotoGP 2021. Dalam forum ini semuanya akan dibahas,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, diperlukan upaya bersama seluruh sektor lintas lini dalam mempersiapkan ajang bergengsi tersebut. Event MotoGP menurut Taufik akan menjadi tolok ukur kebangkitan pariwisata Indonesia setelah terdampak Covid-19.

“Momentum MotoGP ini yang akan disaksikan jutaan pasang mata akan menjadi momentum kebangkitan pariwisata kita. Sejauh ini, upaya promosi baik di dalam maupun di luar negeri juga kami lakukan secara online, mengingat border di perbatasan belum dibuka, maka kita belum bisa melakukan promosi offline. Pada saatnya, ketika pandemi berakhir, kita akan gencarkan promosi offline itu,” papar Taufik.(*)


Bantenhejo.com adalah media jurnalisme warga dan berbasis komunitas. Isi tulisan dan gambar/foto sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Untuk sanggahan silahkan kirim email ke bantenhejo[at]gmail.com.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *