Ekonomi Kerakyatan

Bontot Domas, Makanan Khas Dari Pesisir Teluk Banten

Bontot Domas yang sudah dikemas.
(Foto: Ahmad Najiullah Tirta)

Bontot merupakan makanan olahan dari ikan payus (bandeng). Makanan ini sejenis dengan mpek-mpek dan otak-otak. Bontot sangat cocok dijadikan cemilan pada saat jam-jam istirahat, sangat cocok juga untuk acara-acara keluarga semacam selametan maupun hajatan.

Kuliner bontot sangat terkenal di wilayah Serang umumnya di sekitar pesisir Teluk Banten, tempat di mana Kesultanan Banten mencatatkan kejayaan sejarah pelabuhannya. Awal ketenaran bontot bisa dilacak di Desa Domas Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Desa yang berjarak sekitar 20 kilometer dari kawasan Banten lama itu merupakan sentra penghasil bontot.

Sebagai desa pesisir, di Desa Domas terdapat banyak tambak bandeng yang memicu tumbuhnya industri skala rumahan yang memproduksi bontot. Ada sekitar 10 UMKM bergerak memproduksi bontot. Salah satunya adalah bontot produksi Ibu Sukarah.

“Bontot ini sudah ada dari waktu saya masih kecil,” tutur Ibu Karah.

Usaha produksi bontot yang dikelolanya merupakan lanjutan dari usaha orangtua. Dahulu ibundanya adalah salah satu penjual bontot di Domas. Sudah puluhan tahun dan turun-temurun makanan khas ini diwariskan dari generasi ke generasi.

Bontot adalah makanan olahan dari ikan payus (anakan bandeng) yang dicampur dengan tepung terigu, kemudian digiling menggunakan alat giling. Setelah tercampur rata, lalu ditambah rempah-rempah sebagai bumbu, setelah itu dibentuk panjang dan dikukus beberapa jam.

Penyajian bontot dilakukan dengan cara digoreng lalu disajikan hangat-hangat dengan sambal atau saus. Bontot yang telah digoreng bisa juga disajikan sebagai lauk makan dalam sepiring nasi.

Sajian bontot goreng.
(Foto: Ahmad Najiullah Tirta)

Di masa pandemi Covid-19 ini, banyak industri UMKM mengalami penurunan omset tak terkecuali industri makanan rumahan bontot. Sebelum pandemi biasanya ramai dan laris diburu masyarakat, tapi untuk beberapa bulan ini sepi pembeli.

Di tambah memasuki musim penghujan awal tahun 2021 ini terjadi kelangkaan ikan payus yang ada di Desa Domas. Penyebabnya adalah musim hujan dan air laut yang pasang. Tambak ikan yang ada di Domas mengalami dampak dari rab laut (air pasang) itu sendiri.

Untuk menyiasati kelangkaan ikan, para pemilik industri rumahan bontot ini mencari ikan payus hingga ke luar Serang, salah satunya ke Desa Kronjo di Kabupaten Tangerang yang stok ikan payusnya masih mencukupi. Hanya saja mereka harus membeli stok ikan payus dengan harga hingga dua kali lipat dari harga normal. Walau dengan kondisi demikian, para pelaku industri UMKM rumahan ini masih semangat memproduksi bontot untuk dijual dan dipasarkan di wilayah Serang dan sekitarnya.

Bagi para pembaca yang sudah menikmati atau belum menikmati bontot bisa order langsung bontot buatan Ibu Karah di alamat Jl. Desa Domas-Wanayasa RT 007 RW 002 Desa Domas Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Atau bisa juga kontak penulis via whatsapp di nomor 0831-1490-7669.

Bontot Domas ini juga sudah bisa di-order lewat toko online seperti Lazada, Shopee, dan Tokopedia dengan harga relatif murah yaitu cukup 12 ribu rupiah (belum termasuk ongkir).

Selamat berkuliner ria sobat.


Bantenhejo.com adalah media jurnalisme warga dan berbasis komunitas. Isi tulisan dan gambar/foto sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis. Untuk sanggahan silahkan kirim email ke bantenhejo[at]gmail.com.


Tentang Penulis

Hidup adalah perjalanan, dan kesuksesan adalah proses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *