BELITUNG – Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, menjadi situs besar budaya. Salah satu karya yang bisa dinikmati hingga kini adalah Rumah Adat Panggong. Ada banyak sisi eksotis seni budayanya yang bisa dipotret oleh wisatawan dengan ketinggian filosofinya. Lokasinya strategis di tengah Kota Tanjung Pandan, Belitung. Hal itu yang juga digelar menjadi bagian Famtrip Kepulauan Bangka Belitung Kemenparekraf yang digelar dari tanggal 24 sampai dengan 28 Februari 2021.
“Belitung memiliki banyak peninggalan budaya yang bisa dinikmati, seperti Rumah Panggong. Rumah ini tentu jadi bukti tinginya peradaban masyarakat Belitung. Ada banyak nilai yang ingin disampaikan. Bagaimanapun, masyarakat Belitung hidup dengan ajaran nilai luhur,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, Jasagung Haryadi.
Untuk sampai ke Kota Tanjung Pandan, hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dari Bandara HAS Hanandjoeddin. Rumah Adat Panggong memiliki bentuk unik dan memanjang. Uniknya tiap ruangan ketinggiannya menurun dari depan hingga belakang. Tebagi menjadi ruang utama, loss, dan dapur. Pondasinya kuat dari batu granit dengan kayu penyusun seperti, Ulin, Nyatoh, Medang, dan Seru.
Dengan memakai alas tikar sebagai ciri khasnya, ruang utama menjadi pusat aktivitas anggota keluarga. Mereka biasa berkumpul hingga mengaji di sana dalam ruangan lapang tanpa sekat. Ruang berikutnya adalah loss. Loss menjadi pembatas antara ruang utama dan dapur. Fungsinya zona yang menetralkan aktivitas di dapur dan ruang utama. Adapun dapur sebagai pusat aktivitas memasak dan lainnya.
“RumahAdat Panggong ini menjadi daya tarik wisata yang kuat. Selalu menjadi rujukan wisatawan yang datang. Komposisinya memang sangat instagramable. Bagus untuk konten media sosial. Terkait dengan pandemi Covid-19, kami juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Semua aspek terkait standar protokol kesehatan sudah kami penuhi,” terang Jasagung.
Lebih lanjut, Rumah Adat Panggong juga menawarkan keunikan dari anak tangganya. Jumlah dari anak tangga tersebut haruslah ganjil sekaligus menunjukan strata sosialnya. Untuk kaum bangsawan, jumlah anak tangganya bisa lebih dari tiga. Namun, untuk masyarakat umum jumlah anak tangga rumahnya tidak lebih dari 3.
“Rumah Adat Panggong menjadi destinasi unik. Wisatawan bisa menikmati kehidupan dan budaya dari masyarakat Belitung secara utuh. Hal ini sebagai bukti betapa kayanya destinasi wisata di Indonesia. Tiap daerah memiliki cerita dan kekhasannya masing-masing. Silahkan datang ke Belitung. Jangan lupa tetap jalankan protokol kesehatan,” kata Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf Vinsensius Jemadu.
Semakin unik, ornamen rumahnya juga menjadi isyarat silsilah keluarganya. Sebagai gambaran, renda penghias rumah berbentuk segitiga menjadi isyarat kalau pemilik rumah memiliki saudara dari suku di Kalimantan. Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf Taufik Nurhidayat menjelaskan, Belitung dengan kekayaan budayanya siap menerima kunjungan wisatawan di masa New Normal.
“Rumah Adat Panggong sangat luar biasa. Penuh inspirasi. Beragam filosofi yang dimilikinya tentu jadi experience terbaik bagi wisatawan. Belitung harus menjadi tujuan utama berlibur. Destinasi ini sudah sangat siap menerima kunjungan wisatawan di masa New Normal. Protokol kesehatan dijalankan secara ketat dan menyeluruh,” jelas Taufik.(*)