MEMETIK BULAN
andai meraih bulan
seperti memetik bunga mawar di halaman rumah
tak sempat khayalan terlebih dahulu sampai
dari pada tangan yang tak sampai meraih
Riau, 2021
SAJAK MALAM
kau hamburkan bintang ke langit
menjadikan cahaya di gelapnya malam
serta kau peluk malam yang murung
membawa ke lembah yang jauh
tempat kesunyian paling damai
angin-angin datang sebagai menyejuk jiwa
hujan turun menjadi lagu di keheningan
pohon berbaris dan gemersik daun
menjadi teman bicara paling setia
saat orang-orang meninggalkan kita
Riau, 2021
MENANTI HUJAN
angin memetik rindu
dari dalam jiwa-jiwa
membawa pergi ke langit
menjadikan sebuah hujan sebagai perantara
tiap rintik yang turun menjelma puisi
dituai oleh penanam rindu
melalui hujan yang luruh
Riau, 2021
TANAH KERINDUAN
telah kuciptakan ladang luas dalam dada
tempat mimpi ditumbuhkan
ketika daun harus mengakhiri janji pada tangkai
akar terpaksa harus terpisah pada tanah
saat batang tidak kuat menyimpan kerinduan
maka aku adalah angin
yang selalu datang tanpa pergi
menemani tanah
mengenang kepergian yang berlalu
Riau, 2021
NYANYIAN SUNGAI
sungai berlagu
nadanya keruh
ikan-ikan bernyanyi parau
pantai dipukul ombak berkali-kali
kesedihan tak berujung
bait-bait kepiluan
mendebar di ujung tepian
orang-orang bersorai
di tepi sungai
memuaskan nasib yang sekarat
pada ikan-ikan kini melarat
ia tak bisa menyumpah
sedangkan manusia gemar memuntahkan serapah
sungai tempat amarah menjadi sampah
sedangkan hidupnya berbelas kasih
dari sungai yang letih
berpuisi dengan lirih
Riau, 2021
AKU YANG BUTA OLEH ANGGUR DUNIA
berulang kali Tuhan nyalakan pelita di dada yang bidang
aku yang buta berulang kali tertiup dan padam
di kepalaku yang bundar
hanya penuntas bagi perut yang lapar
suara ambulan tidak membuatku sadar
bahwa hidup hanyalah sebentar
kadang keterlenaan adalah anggur merah
menjadikan mabuk tak tentu arah
kematian seringkali menjelma hantu
datang mengintai di balik kelambu
di atas sajadah aku memetik dosa-dosa
lalu mempersembahkan di hadapan Tuhan esa
dengan mata berkaca-kaca
aku membiru dalam doa-doa
air mata berderai-derai
di depan pintu langit
aku mengetuk berulang
mencari ampunan yang tak pernah usai
Riau, 2021
HUTAN YANG TAK BERPKAIAN
orang-orang mewarnai sendiri matahari
sebab di mata mereka
sinarnya kini abu-abu
sejak banyak asap melesap
masuk dan hirap
ke dalam rumah yang dimakan rayap
bila hujan turun
hutan menggigil kedinginan
bajunya lepas
ia sakit
hujan mencurah ke tanah
bumi tak kuat
ia pasrah
kemudian patah
hujan mencurah di mata manusia
rumah-rumah menjadi lemah
orang-orang kehilangan pemukiman
seperti burung yang kehilangan sarang
Riau, 2021