Sepucuk Senjata
Terbungkus kain dua warna
Merah dan putih yang menguning emas
Ditangan, leher dan telinga pertiwi
Sepucuk senjata tak mau kembali berbunyi
Sepasang mata hanya ingin redup cahaya
Membidik masa dalam kamar kenangan
Didalam selongsong senapan peristiwa tersimpan
Secepat peluru masa perjuangan berlalu
Kemenyan dinyalakan
Do’a bahasa ibu dilantunkan
Sangkuriang selesaikan kapal waktu semalam
Begitupun kalahkan jet tempur dan meriam
Takut hanyalah laju tetes hujan menuju tanah dari atap ilalang
Yang ditahan telapak tangan anak-anak
Dendam bebas menarik lepas bengis para penjajah
Adakah rasa bersalah?
Atau hanya bangga yang berkarat disepucuk senjata
Dan tangan keriput pemiliknya
Kini pelatuk terkunci norma
Moral mematangkan tubuh yang berjarak kurang sejengkal
Dari kesempurnaan
17 Agustus
Lalu-lalu Agustus bulan angin selatan
Dimana matahari sesungguhnya menunjukkan diri
17 Agustus berguncang radio RRI oleh guruh proklamasi di Jakarta
Di desa-desa semarak serentak rayakan kemerdekaan
Akhir dari sebuah penindasan
Musnahlah kolonialisme dibumi pertiwi
77 tahun lalu semua penduduk nusantara berteriak merdeka
Haru dan air mata bahagia tumpah menjadi laut
Yang ditemukan paus terdampar dengan sisa harapan yang nyaris hilang
Adakah yang pilu? 77 tahun berlalu kita dijajah oleh gaya baru
Satu dua orang dulu hampir-hampir tahu
Kekayaan bumi milik kita sendiri tak dapat kita nikmati
Agustus tahun ini
Mari nyalakan kembali lagu-lagu kemerdekaan
Dengan cita-cita terbakarnya segala bentuk penjajahan
Warna Bendera
Warnamu kami agungkan
Bukan sekadar memasangnya di halaman setiap bulan delapan
Atau di perahu nelayan
Melainkan mekar didada kami yang bangga
Merah putih adalah pusaka pengikat bineka
Mereka yang terbaring denga lubang
Robek bahkan tak utuh tubuhnya
Saling bahu membahu ras dan agama yang beda
Darah dan air mata moyang kita
Terus mengalir leburkan luka dan derita
Diserap akar bunga-bunga kebebasan
Yang mekar dan kita nikmati pesonanya
Ditangan kita semangat juang mereka titipkan
Sebuah bendera menyimpan sejuta makna
Demi rasa hormat, syukur dan terima kasih
Jangan henti kibarkan merah putih
Dua warna yang merangkum senyum para pejuang bangsa
Merdeka Atau Derita
Merdeka hanya untuk penguasa
Pengua hanya punya serakah
Serakah adalah kepintaran yang salah
Yang salah terus jadi pemerintah
Pemerintah tidak pernah mau susah
Susah dibelitkan kepada rakyat
Rakyat menderita oleh kebijakan
Kebijakan yang memusuhi kesejahteraan
Kesejahteraan hanya angan-angan
Angan-angan dipukul keadaan
Keadaan sulit untuk dilawan
Dilawan membuat kekalahan
Kekalahan memberi derita
Derita memaksa untuk teriak merdeka
Merdeka apakah hanya penderitaan belaka?