Laman dialek menampilkan perbendaharaan kata dari bahasa daerah yang digunakan di Provinsi Banten, yaitu Sunda Banten dan Jawa Banten. Dialek Sunda Banten biasa digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat di wilayah Lebak, Pandeglang, Serang bagian selatan, dan sebagain besar wilayah Tangerang (Kabupaten, Kota dan Selatan). Sedangkan dialek Jawa Banten banyak dituturkan oleh masyarakat di wilayah Cilegon dan pantai utara Banten (Serang dan Tangerang bagian utara).
Setiap hari senin, kami akan menambah 3-4 kosakata baru di laman ini. Bagi Anda yang mungkin memiliki masukan untuk kosakata yang ingin ditambah, silahkan kirim ke surel bantenhejo[at]gmail.com. Jangan lupa untuk melampirkan kelas kata dan artinya beserta contoh pengucapannya.
Sunda Banten
dia — pron. kau, kamu; j. daria (kalian): ka mana dia/
daria? (mau ke mana kau/kalian?)
laju – p. lalu, kemudian, lantas, segera, langsung; Laju urang kudu kumaha? (Lantas aku mesti bagaimana?); laaju baé! (ungkapan: langsung deh! [memanfaatkan kesempatan]); di beberapa tempat diucapkan sebagai aju atau haju.
nangkod – v. hinggap, nomplok, menempel: teu meunang neuleu motor kaluar, laju nangkod baé na boncéngan (tidak bisa melihat motor keluar, langsung).
ngéwé dé’ét — cak. dari ngewédét v. minum/makan
air dan daging buah kelapa muda: panas kieu
mah ngeunahna ngéwé dé’ét (hari panas begini
enaknya minum kelapa muda).
ragag — v. jatuh, terjatuh: ragag ti tangkal kalapa
(jatuh dari pohon kelapa).
tilok — adv. tidak pernah: tilok ngopi bari ngaroko
(tidak pernah minum kopi sambil merokok).
Jawa Banten
agé/agagé — adv. cepat, bergegas, lekas-lekas:
agagé gah meréné (cepatlah kemari).
balé — n. langgar, surau, musala: ora olih turu ning
balé (tidak boleh tidur di surau).
barungan — v. bertarung, berlomba, duel dalam
pertunjukan: Topéng Sinar Muda barungan lan
Topéng Tolay (grup sandiwara Sinar Muda
bertarung pertunjukan dengan grup sandiwara
Tolay)—pada saat yang sama, beda panggung,
yang lebih banyak penontonnya itulah yang lebih
hebat.
idep – n. bulu mata: idepé dawanééé (bulu matanya panjang amat).
kepo – v. mengompol: si dédé kepo maning kih! (si dede mengompol lagi nih!).
kestéla — n. pepaya: gedang lan kestéla (pisang dan
pepaya).